Thursday, October 23, 2014

sejarah datangnya belanda ke indonesia dan fakta nya

Edit Posted by with No comments


B. Perjalanan Belanda ke Indonesia
Pada tahun 1595 Linscoten berhasil menemukan tempat-tempat di P.Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan rempah-rempah untuk diperdagangkan,Peta yang dibuat oleh Linscoten diberi nama Interatio yang artinya keadaan didalam atau situasi di Indonesia.
Kemudian, berangkatlah 4 buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de houtman pleter de kalzer menuju Indonesia melalui lautan atlantik. Mereka menyusuri pantai barat afrika dan sanapal di tanjung harapan. Dari tanjung harapan, mereka mengarungi lautan hindia dan kemudian masuk ke Indonesia melalui selat sunda. Mereka menghindari jalur selat malaka karena portugis menguasai malaka. Tibalah mereka di pelabuhan banten. Banten,dan pada mulanya kedatangan mereka mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangan dan dapat membantu usaha penyerangan ke Palembang yang dipimpin oleh raja Maulana Muhammad,akan tetapi sikap De Houtman semakin kaku dalam perdagangan (hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen dan membeli melalui pejabat atau cina perantara,akhirnya Ia ditangkap dan dibebaskan setelah membayar uang tebusan kemudian meninggalkan Banten). Walaupun demikian de Houtman disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Belanda,ia dianggap sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke Nusantara.
Pada tanggal 28 November 1598 pelayaran baru Belanda dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrect van Waerwyck dengan 8 buah kapal tiba di Banten.Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. Karena sikap Van Neck yang sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten ,maka 3 buah kapalnya yang penuh muatan rempah-rempah berhasil dikirim ke Belanda dan 5 buah kapal yang lainnya menuju Maluku. Di Maluku ,Belanda juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.












Sejarah Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia

a.Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia 
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan
penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis  de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.
Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.
Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
b.Sejarah Tujuan VOC dan Berakhirnya VOC
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The Britisch East India Company dan berpusat di Calcutta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Prancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1.Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2.Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3.Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda –yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. 
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri;
2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. memungut pajak.
Belanda konsisten menggunakan kekuatan bersenjata untuk memuluskan perdagangannya dan menjalankan taktik divide et impera (memecah-belah dan kemudian menguasai). Apabila ada konflik internal di satu kerajaan, atau ada pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan tetangganya, Belanda membantu salah satu pihak untuk mengalahkan lawannya, dengan imbalan yang sangat menguntungkan bagi Belanda, termasuk antara lain memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu muslihat dan bantuan penguasa setempat, Belanda berhasil mengusir Portugis dari wilayah yang mereka kuasai di Maluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa.
Runtuhnya VOC. 
Sejak tahun 1780-an terjadi peningkatan biaya dan menurunnya hasil penjualan, yang menyebabkan kerugian perusahaan dagang tersebut. Hal ini disebabkan oleh korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh para pegawai VOC di Asia Tenggara, dari pejabat rendah hingga pejabat tinggi, termasuk para residen. Misalnya beberapa residen Belanda memaksa rakyat untuk menyerahkan hasil produksi kepada mereka dengan harga yang sangat rendah, dan kemudian dijual lagi kepada VOC melalui kenalan atau kerabatnya yang menjadi pejabat VOC dengan harga yang sangat tinggi.
Karena korupsi, lemahnya pengawasan administrasi dan kemudian konflik dengan pemerintah Belanda sehubungan dengan makin berkurangnya keuntungan yang ditransfer ke Belanda karena dikorupsi oleh para pegawai VOC di berbagai wilayah, maka kontrak VOC yang jatuh tempo pada 31 Desember 1979 tidak diperpanjang lagi dan secara resmi dibubarkan tahun 1799.
 

Fakta Dibalik Perginya Belanda Dari Indonesia

Hampir sebagian besar masyarakat di Indonesia mengulas tentang Serangan Umum 1 Maret 1949, sebagai salah satu penyebab menyerahnya Belanda secara total di Indonesia. Bagi yang lupa dengan sejarah kota Jogjakarta, Serangan Umum 1 Maret ini adalah sebuah operasi militer TNI untuk menduduki kota Jogjakarta selama 6 (enam) jam. Kesuksesan operasi militer ini, akhirnya mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang cukup keras kepada Pemerintah Belanda. Namun terus terang kesuksesan operasi militer ini, agak dibesar-besarkan oleh Soeharto setelah ia menjadi Presiden RI. Namun dari berbagai dokumen yang sekarang mulai terungkap, ada alasan-alasan lain kenapa Pemerintah Belanda mulai secara serius akhirnya meninggalkan Indonesia. Salah satu alasan tersebut adalah karena adanya 2(dua) peristiwa pembunuhan berikut.
Peristiwa Pembunuhan Jendral Simon Spoor
Pada hari Jumat 20 Mei 1949, Pimpinan tentara Belanda yang tertinggi di Indonesia, Jendral Simon Spoor, sang arsitek operasi militer ”Operatie Product” dan ”Operatie Kraai”, merayakan promosinya menjadi bintang empat di salah satu restoran pinggir laut dekat Tanjung Priok. Ia mengundang puluhan tamu dan sahabatnya untuk makan siang bersama, sambil menikmati udara cerah kota Jakarta. Jendral Spoor duduk semeja dengan ajudannya Kapten Smulders dan juga pendeta sahabatnya Veerhoven. Para tamu menikmati makanan sambil tertawa riang di hari Jumat yang cerah tersebut. Tidak ada kesan bahwa Jendral Spoor, Kapten Smulder ataupun Pendeta Veerhoven saat itu sedang sakit.
Namun setelah makan siang mendekati selesai, tiba-tiba ketiga orang di meja Jendral Spoor mendadak memegang perut mereka masing-masing, lalu langsung tersungkur di mejanya dan bahkan ada yang terjatuh dari kursinya. Kapten Smulders secara darurat dilarikan ke rumah sakit dan menderita koma selama berhari-hari. Pendeta Veerhoven, juga terpaksa di-evakuasi ke kapal ”Big Dipper” untuk dikirim ke Belanda agar bisa dirawat secara intensif. Sedangkan Jendral Spoor tidak terselamatkan dan meninggal beberapa hari kemudian. Anehnya, seluruh tamu di restoran tersebut, tidak ada satupun yang menderita sakit. Pemerintah Belanda, kala itu merahasiakan penyebab kematian Jendral Spoor, dan menyatakan bahwa ia meninggal karena terkena serangan jantung. Namun akhir-akhir ini hampir semua ulasan sejarah menyatakan bahwa kematian Jendral Spoor, adalah kemungkinan besar akibat diracun. Sayang tubuh Jendral Simon Spoor tidak sempat di-autopsi, sebelum ia dikebumikan di Pemakaman Menteng Pulo. Dikanan adalah foto terakhirnya pada tanggal 9 Mei 1949, sewaktu Spoor memberikan penghargaan Bintang jasa ”Singa perunggu” kepada Sersan Polisi Lelealu (seorang KNIL) di Jakarta.
Peristiwa Pembunuhan Rob Aernout dan Hubungannya Dengan Kematian Jendral Spoor
Letnan Muda Angkatan Laut Rob Aernout adalah seorang Polisi Rahasia Belanda yang ditugaskan secara khusus ke Indonesia. Tugas rahasia ini tidak pernah ia ungkapkan kepada siapapun sampai ia tertembak mati di Kampung Genteng. Lembang pada tanggal 28 Februari 1948. Lalu apa hubungan pembunuhan Letnan Aernout dan kematian Jendral Spoor?
Dari berbagai dokumen yang saat ini sudah bisa dengan mudah dibaca. Letnan Aernout rupa-rupanya ditugaskan ke Indonesia untuk menyelidiki kasus korupsi massal yang melibatkan para petinggi-petinggi Pemerintah Belanda di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, para petinggi tersebut adalah Gubernur Jendral Belanda HJ Van Mook, bersama Jendral Meyer dan Jendral De Waal. Kedua Jendral ini adalah anak buah tertinggi Simon Spoor dalam jajaran hirarki organisasi militer Belanda di Indonesia. Dari berbagai penyelidikan, para petinggi-petinggi Belanda ini melakukan beragam kegiatan penjualan senjata gelap, penyelundupan candu, melenyapkan mutiara maupun berlian dari kapal rampasan, melakukan penyelundupan gula, serta banyak lagi kejahatan-kejahatan korupsi lainnya.
Lalu kenapa Jendral Spoor harus dibunuh ? Rupa-rupanya Spoor pada pertengahan tahun 1948, sedang memberikan kesaksian kepada Komisi Penyelidikan Zaaijer, yang melakukan investigasi terhadap mewabahnya kasus-kasus korupsi oleh para petinggi Belanda di Indonesia. Spoor yang sebelumnya adalah kepala Angkatan Laut Belanda di Indonesia, membeberkan keserakahan bahwa para Jendral-jendral bawahannya, terus mencari keuntungan pribadi, dengan memanfaatkan kapal-kapal perang Belanda. Menurut berbagai informasi, sebagian besar pembeberan ini dilakukan Jendral Spoor, dengan memakai bukti-bukti yang diperoleh dari penyelidikan Letnan Muda Angkatan laut Rob Aernout. Itulah mungkin kenapa kedua orang ini harus dieliminasi. Di Negeri Belanda, Skandal ini lebih dikenal dengan nama ”De Zaak Arneout” atau ”Kasus Aernout”. Foto dikiri adalah cover buku laris yang mengulas tentang kasus ini.
 
sumber :  pauluserlangga
Posted in

0 comments:

Post a Comment